Jumat, 23 Oktober 2015

Istiqomah di jalanNYA

Assalamu’alaikum.Warahmatullah
Alhamdulillah dengan segala kasih sayang-NYA Allah masih memberikan saya nikmat sehat dan sempat karena pada kesempatan kali saya akan berbagi sedikit pengalaman yang nantinya diharapkan dapat dijadikan mau’idzatul hasanah sekaligus mencari ibrohnya .
Tulisan ini saya khususkan kepada saudara-saudara seperjuangan saya yakni mahasiswi dan mahasiswa di negeri tercinta ini .Kita sudah mendapatkan yang namanya gelar “Mahasiswa” bukan lagi sebagai “Siswa” ,gelar yang begitu didamba oleh mereka yang ditelantarkan di jalanan kota. Gelar itu sangat dicita oleh mereka yang mendamba ilmu namun tak mampu untuk merasakan manisnya pendidikan. Ia membuat mereka yang diterima atau tidak menjadi mahasiswa meneteskan bulir-bulir air mata dan kita sudah harus menyadari hal itu bahwa gelar yang kita pakai akan mengantarkan kita kepada tanggung jawab kita jauh lebih besar dan perjuangan yang jauh lebih berat dari pada kita sebagai siswa dulu,oke kita dulu masih bisa merengek-rengek dihadapan orang tua,mulai dari seragam,sepatu,tas harus disiapkan orang tua,ingat sekarang kita sudah mahasiswa sudah tidak jamannya lagi harus disuapin orang tua terlebih kita yang sebagian besar adalah anak rantau apa-apa harus disiapkan sendiri dan seakan-akan kita sekarang sudah terlepas dari tanggung jawab orang tua oleh karenanya bukan lagi orang tua yang jadi bagian teman nongkrong kita,teman curhat,teman main melainkan hari-hari kita dilalui dengan teman-teman kampus kita,nah disitulah titik permasalahan yang akan singgung dipembahasan selajutnya.Ketika kita sudah menjadi mahasiswa maka masa depan kita ada pada diri teman kita bukan lagi orang tua ,guru maupun kerabat lainnya, ketika kita berada dilingkungan yang buruk maka percayalah masa depan akan tampak telihat suram akan tetapi ketika kita berada dilingkungan yang baik maka masa depan akan tampak terlihat cerah.Masa-masa mahasiswa adalah masa-masa yang rawan ,rawan menuju kehancuran,rawan menuju kegoyahan tepatnya menuju ke arah degradasi moral dan iman dan hal ini sudah dialami sendiri oleh rekan saya sebut saja dia Anis,singkat cerita darinya seperti ini
”Aku terlahir dari sosok ibu yang begitu kuat begitu hebat begitu lembut begitu luarbiasa dalam membimbingku,mendidikku,membinaku hingga aku besar seperti ini seakan-akan sudah menjadi orang sempurna atas didikannya ,aku yang diajarkan mengenal Tuhan sejak aku masih dalam rahimnya,aku yang selalu dalam gendonganya dengan alunan sholawatnya , tidakkah aku iri dengan mereka yang bermain-main bersama-sama sedang aku masih dalam tahanan ibu ayah untuk mengenal sholat ,mengenal apa itu halal haram?tidakah aku waktu itu masih terlalu dini untuk aku ketahui?Allahu Akbar,inilah hikmahnya.Dengan prinsip-prinsip keislaman yang sudah sejak dini melekat pada diriku hingga aku harus berpikir ribuan kali untuk melakukan suatu hal karena ketakutanku akan murkaNYA,itulah hikmah penanaman prinsip dan karakter sejak dini yang nantinya akan terus melekat sampai dirinya mulai goyah akibat pengaruh dari luar.Dan kegoyahan itu sudah aku alami ketika aku menginjak sekolah menengah atas ,saat-saat dimana aku mengalami kritis iman,saat-saat itulah aku mengenal seoarang ikhwan lebih dekat dengan segala konsekuensi yang saya alami yang akhirnya membuat aku terpuruk karenanya ,disitulah aku seperti buta hati ,tidak bisa membedakan yang haq dan yang bathil yang tampaknya sebuah kebenaran namun sebenarnya ia adalah kebatilan yang dikemas dalam bentuk yang berbeda dan keterpurukan itu semakin menyiksaku ketika aku sudah menginjak perkuliahan .Banyak sekali ujian yang aku alami dimulai aku menginjak dunia perkuliahan,mulai dari jauh dari orang tua,di akademik seperti tugas-tugas yang begitu banyak yang harus diselesaikan  dan lainnya ,kegiatan-kegitan komunal,belum bisa move on juga dengan si ikhwan lebih tepatnya mantan pacar yang mana satu jurusan denganku ,aku juga sudah sering menghilangkan barang-barang pemberian orang tua ,dan aku yang dulunya dibilang rajin dan disiplin malah kurang fokus dan kurang disiplin,aku yang terbiasa aktif di bangku sekolah malah sering molor di bangku kuliah sehingga tugas-tugaspun keteteran,otak seakan-akan sudah buntu sehingga terkadang membuatku sulit menangkap ilmu dari luar,tidak bisa menejemen waktu dan yang paling aku sesali yaitu akhir-akhir ini aku seakan-akan sudah jauh dari Allah ,sudah jauh dari agama,ntah banyak sekali kontradiksi yang aku rasakan setelah aku menginjak di perkulihan ini sedang tujuan utamaku dikampus ini dengan mengahrap ridhoNYA yaitu membawa kabar baik nantinya untuk orang tua di rumah namun kenyataannya aku sudah mengecewakan orang tua tercintaku sehingga membuatku mulai menyerah dengan hidup ini,ingin berhenti kuliah bahkan berkeinginan buat pindah ke universitas islam supaya aku bisa mengenal Allah dalam entah aku ini seperti orang egois ,aku yang setiap hari menangisi keadaan seakan-akan aku menyalahkan Allah entah saudara mana yang pernah aku dzolimi sehingga doanya benar-benar melesat kepadaku dan entah syaitan mana yang merasuki tubuh dan pikiranku sehingga aku pernah berpikiran ingin mengakhiri hidupku segera..Yaa..Allah..Na’udzubillah(jauhkan aku dari murkaMU),aku seakan-akan gak punya iman,entah kenapa pikiranku melenceng munuju kekafiran,sungguh petaka besar hingga aku bisa berpikiran sebodoh itu.”
   Akhir cerita begitulah,dari cerita tersebut tentunya banyak pelajaran yang bisa kita ambil,kita sebagai mahasiswa harus sudah siap lahir batin menghadapi kerasnya dunia kampus,namun disamping itu kita juga perlu adanya sosok teman maupun sahabat untuk memompa semangat kita kala sudah kendor ,bertemanlah dengan orang-orang yang beriman karena dengan lewat perantara mereka atas izin Allah iman kita bisa bangkit kembali.
Allah menciptakan kita tidak sendiri,tidakah kita ketahui bahwa nabi Adam as diciptakan Allah dengan ditemani siti Hawa?jadi janganlah kita membebankan masalah kita untuk diri kita sendiri berbagilah dengan saudara-saudara kita yang lain karena Allah sudah menitipkan banyak saudara untuk bisa merangkul kita,kita bersaudara ibarat satu tubuh ketika kaki kita sakit maka tangan kita yang memijatnya.Jika kita tidak bisa berbagi permasalahan kita dengan orang lain,bukankah Allah adalah sebaik-baik teman?maka curhatlah kepada Allah tuangkan semua keluh kesah kita karena sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pendengar dan pemberi jalan keluar atas setiap permasalahan dan janganlah kita sekali-kali menyalahkan kehendak Allah karena apa yang kita peroleh adalah asalnya dari kita sendiri ,dari kita dan untuk kita,ketika Allah memerintahkan kita sholat bukan berarti Allah membutuhkan sholat kita melainkan kita membutuhkan Allah karena itu melalui sholat kita dapati nikmatnya sehat,dari zakat kita dapati bertambahnya rizqi jadi semua itu timbal baliknya kepada diri kita sendiri oleh karena itu janganlah sekali-kali berburuk sangka kepada Allah,berhusnudzanlah kepadaNYA karena rencana Allah jauh lebih indah dan lebih baik dari apa yang kita harapkan dan kita sangkakan”Al-khair mukhtAllah” dan Allah tidak akan menguji hambaNYA diluar batas kemampuannya,percayalah akan janji Allah bahwa setiap kesulitan pasti disertai kemudahan,ketika Allah memberi satu masalah maka Allah sudah siapkan dua jalan keluar ,motivasi yang kuat ada pada diri kita ,kita akan menjadi sebagaimana yang kita pikirkan sebagaimana yang Allah firmankan di dalam hadist kudsi”Aku berada pada prasangka hambaKU” dan janji Allah itu pasti .dan juga jangan sekali-kali mengira Allah tidak adil kepada kita kala kita ditimpa musibah karena mungkin saja itu adalah cara Allah menyayangi kita,cara Allah meninggikan derajat kita dan jika dapati musibah itu adalah sebuah teguran maka jadikanlah semua itu sebagai langkah awal agar kita kembali lagi ke jalanNYA ,bermuhasabah,dan benahi diri kita bukan malah kita berputus asa dari rahmatNYA,ingatlah bahwa bahwa ampunan dan kasih sayang Allah itu lebih luas dari murkaNYA jadi jangan sekali kita tinggalkan iman kita.Jaga dan pompa selalu iman kita karena kita sewaktu-waktu iman kita akan mengendor,iman kita bisa kritis karena berbagai faktor,lantas apakah kita mau,kita mati pada saat itu tidak membawa iman ?padahal mati tidak membawa iman maka tidaklah ada jaminan baginya masuk surga melainkan hanya angan-angan saja,jadi sekali istiqamahlah di jalanNYA ,selalu berwaspada ,jika kita sadari iman kita mulai memudar maka segeralah kembali kepadaNYA jangan menunggu sampai hati sudah mati.

    Sebagai mahasiswa yang diamanahi Allah,kuatkan keimanan kita dan jadikanlah Al-Quran dan As-sunah sebagai penuntunmu,sering-seringlah mengikuti kajian dan mentoring supaya bisa menambah wawasan dan pemahaman kita karena keimanan seseorang bisa meningkat lantaran ilmu.Kita sudah jauh dari orang tua,kita di dunia kampus akan lebih sering beriteraksi dengan teman-teman kampus kita,kita akan dihadapi seks bebas,hidup berglamour,dan bisakah kita hadapi itu?semua kembali kepada diri kita karena hidup adalah pilihan. Fastabiqul khairaat J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar