Sebelum kita memahami apa itu technopreneurship ada baiknya kita
memahami pengertian darikewirausahaan.Kita sering mendengar istilah seorang
wirausaha yang sukses dalam bidangnya. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan
wirausaha itu? Konsep kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki
beberapa pengertian. Kata entrepreneur sebenarnya berasal dari
kata Perancis, entreprendreyang berarti “undertake.” Dalam
kaitannya dengan dunia bisnis, kata tersebut berarti langkah awal memulai suatu
bisnis. Dalam kamus The Merriam-webster dictionary “entrepreneur is one
who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise”
Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan
kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan
mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga
seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri
seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa
bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll
Sudah
menjadi suatu kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk menuntut ilmu sebaik
mungkin saat berada di bangku perkuliahan. Setelah menyelesaikan perkuliahan
mahasiswa kerap langsung mencari pekerjaan impian yang mana sudah menjadi
tradisi. Namun tak jarang mahasiswa yang berusaha untuk membuka lapangan
pekerjaan dengan ilmu yang didapat saat perkuliahan. Paradigma seperti inilah
yang akhirnya menciptakan gagasan technopreneurship di dunia wirausaha.
Lalu apa itu Technopreneurship??
Untuk mendefinisikan technopreneurship (technology
entrepreneurship), hal yang harus perhatikan adalah penelitian dan
komersialisasi. Penelitian merupakan penemuan dan penambahan pada ilmu
pengetahuan. Komersialisasi dapat didefinisikan sebagai pemindahan hasil
penelitian atau teknologi dari laboratorium ke pasar dengan cara yang
menguntungkan. Ada sejumlah jalan untuk mengkomersialisasi teknologi,
yakni: lisensi, berpartner, atau menjualnya kepada pihak lain yang akan mengkomersialisasikannya.
Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar
terjadi efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk yang
lebih berkualitas. Dasar-dasar penciptaan tekologi adalah: kebutuhan pasar,
solusi atas permasalahan, aplikasi berbagai bidang keilmuan, perbaikan
efektivitas dan efisiensi produksi, serta modernisasi.
Di dunia ini
banyak technopreneur yang berhasil
melakukan komersialisasi teknologi sehingga menjadi produk yang diterima secara luas di pasar. Contoh pengalaman empiris technopreneur sukses
antara lain adalah Henry Ford yang menciptakan mobil Ford dan
Soichiro Honda yang menciptakan mobil dan sepeda motor merk Honda.
Mereka secara individu melakukan penelitian karena hobi dan
keinginannya sendiri. Tidak semua hasil penelitiannya langsung sukses
secara komersial. Bahkan menurut Soichiro Honda, 99% perjalanan kariernya
adalah kegagalan, 1% membawanya menjadi sukses.Di Indonesia, masyarakat
sangat mengenal teh botol Sosro yang diciptakan oleh Soetjipto
Sosrodjojo mencipatakan teh botol Sosro.
Produk ini merupakan contoh sukses inovasi yang luar biasa, karena memberikan
nilai tambah, diterima oleh masyarakat luas, dan menciptakan pasar baru
yang belum ada pesaingnya.
Ada
sedikit perbedaan antara enterpreneur dengan technopreneur, meskipun esensinya
adalah sama. Seseorang disebut ” Enterpreneur Sukses ” adalah apabila 2 secara
ekonomi ia mampu memberikan nilai tambah ekonomis bagi komoditas yang
dijualnya, sehingga mampu menciptakan kesejahteraan bagi dirinya. Dengan
demikian, maka mereka yang digolongkan sebagai enterpreneur sukses adalah
termasuk pensuplai produk bagi kebutuhan pasar pemerintah (suplier pemerintah),
pensuplai kebutuhan pasar masyarakat (pedagang), ataupun pengusaha yang
bergerak di sektor jasa yang sifat persaingan pasarnya dari cenderung
monopolistik hingga persaingan bebas (komoditi). Pendidikan dan keahlian bagi
mereka bukanlah hal yang utama dalam mengembangkan bisnisnya, tetapi unsur
jaringan, lobi, dan pemilihan demografi pasar sasaran lebih menentukan
kesuksesannya. Berbeda dengan enterpreneur diatas, maka ada enterpreneur yang
mendasarkan ke ” enterpreneuran - nya ” berdasarkan keahlian yang berbasis
pendidikan dan pelatihan yang didapatkannya di bangku perkuliahan ataupun
percobaan pribadi. Mereka menggunakan teknologi sebagai unsur utama
pengembangan produk suksesnya, bukan sekedar jaringan, lobi, dan pemilihan
pasar secara demografis. Mereka ini disebut sebagai technopreneur, yaitu ”
enterpreneur moderen ” yang berbasis teknologi. Inovasi dan kreativitas sangat
mendominasi mereka untuk menghasilkan produk unggulan sebagai dasar dari
pembangunan ekonomi bangsa berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economic).
Webster Dictionary (2005) membedakan definisi enterpreneur dengan technopreneur
dalam bidangnya yang lebih spesifik kearah teknologi tinggi. Bila enterpreneur
didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan, memanajemen, dan
mengambil resiko dari suatu bisnis atau suatu perusahaan, maka Webster
Dictionary mendefinisikan Technopreneur sebagai seorang entrepreneur dimana
bisnisnya melibatkan teknologi tinggi
Perbedaan Entrepreneur dan Teknopreneur
Usaha Kecil
|
Entrepreneur
|
Teknopreneur
|
|
Motivasi
|
-Sumber hidup
-Tingkat keamanan
-Bekerja sendiri
-Ide khusus
-Personaliti pemilik
|
-Motivasi
mendominasi
-Ide dan konsep
-Eksploitasi kesempatan
-Akumulasi kekayaan
|
-Pola pikir revolusioner
-Kompetisi dan
resiko
-sukses dengan
teknologi baru
-Finansial, nama
harum
|
Kepemilikan
|
-Pendiri/rekan bisnis
|
-saham pengendali
-Maksimalisasi keuntungan
|
-Penguasaan pasar
-Saham kecil dari
kue besar
-Nilai perusahaan terus bertambah
|
Gaya Manajerial
|
-Trial dan error
-Lebih personal
-Orientasi local
-Menghindari
resiko
-Arus kas stabil
|
-Mengikuti
pengalaman
-Profesionalisme
-Resiko pada
menejeman
|
-Pengalaman
terbatas
-Fleksibel
-Target strategi
global
-Inovasi produk berkelanjutan
|
Kepemimpinan
|
-Jalan hidup
-Hubungan baik
-Dengan contoh
-Kolaborasi
-Kemenangan kecil
|
-Otoritas tinggi
-Kekuatan lobi
-Imbalan untuk kontribusi
-manajemen baru
|
–Perjuangan kolektif
-Sukses masa
depan visioner
-Membagi kemajuan bisnis
-Menghargai kontribusi dan pencapaian
|
R&D dan Inovasi
|
-Mempertahankan bisnis
-Pemilik
bertanggung jawab
-Siklus waktu yang lama
-Akumulasi teknologi sangat kecil
|
-Bukan prioritas utama, kesulitas
mendapatkan penelitian
-Mengandalkan franchise, lisensi
|
-Memimpin dalan
riset dan inovasi, IT, biotek global
-Akses ke sumber
teknologi
-Bakat sangat
tinggi
-Kecepatan peluncuran produk ke pasar
|
Outsourcing dan Jaringan Kerja
|
-Sederhana
-Lobi bisnis langsung
|
-Penting tapi
sulit mendapatkan tenaga ahli
-Kemampuan umum
-Tidak selalu tersedia pada tingkat global
|
-Pengembangan bersama tim outsourcing
-Banyak penawaran
-Science and technology park
|
PotensialPertumbuhan
|
-Siklus ekonomi
-Stabil
|
-Penetrasi nasional cepat, global
lambat
-Pemimpin pasar dalam waktu singkat
dengan proteksi, monopoli, ologopoli
|
-Pasar berubah
dengan teknologi baru
-Akuisi teknologi
baru
-Aliansi global
untuk mempertahankan pertumbuhan
|
Target Pasar
|
-Lokal
–Kompetisi dengan produk di pasar
-Penekanan biaya
|
-Penguasaan pasar
nasional
-Penetrasi pasar
mamakan waktu lama
-Produk baru
untuk pelanggan baru
|
-Pasar global sejak awal
-jaringan science andtech.park
-penekanan time to market, presale dan
postsale.
-Mendidik konsumen teknologi baru
|
Sumber : Amir Sambodo,Makalah Seminar Pengembangan Teknopreneurship
Jakarta, 10 Agustus 2006
Technopreneurship
sudah seharusnya didorong pengembangannya oleh pemerintah. Hanya dengan
bertambahnya jumlah mereka inilah, maka bangsa Indonesia akan mampu menjadi
bangsa yang ”berdaya saing” pada tataran persaingan global. Technopreneur tidak
sekedar ” menjual ” barang komoditas ataupun barang industri yang persaingan
pasarnya relatif sangat ketat. Mereka menjual produk inovatif yang mampu
menjadi substitusi maupun komplemen dalam kemajuan peradaban manusia.
Dan lalu apa yang
di maksud Entrepreneur ?
Mengutip
dari wikipedia, pengertian entrepreneur adalah
(bahasa Indonesia : wirausahawan):
orang yang melakukan aktivitas wirausaha
yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan
cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Secara sederhana, pengertian
entrepreneur atau disebut juga wirausahawan adalah seperti itu, untuk
pengembangannya berikut macam-macam pengertian entrepreneur yang dikemukakan
oleh para ahlinya:
1.
Menurut Thomas W Zimmerer pengertian entrepreneur adalah penerapan
kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
2. Peter F Drucker mendefinisikan pengertian entrepreneur
adalah Kkemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, bahasa
kerennya ability to create the new and different.
3. Menurut Kasmir pengertian entrepreneur adalah orang yang
berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
4. Sedangkan menurut Zimmerer pengertian entrepreneur
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan
persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
5. Terakhir, menurut Soeparman Spemahamidjaja pengertian
entrepreneur adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan
berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak
tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
Perlu dicatat
bahwa teknologi merupakan bagian dari solusi yang diperlukan untuk memenuhi
peluang. Jadi teknologi hanya salah satu dari lima aspek entrepreneurship yang
diperlukan. Tugas-tugas lain yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur juga
sangat penting. Bahkan, seringkali seorang ilmuan atau pakar teknologi
tidak memahami aspek-aspek lain tersebut. Jadi teknologi bukan lah
segalanya dalam technopreneurship.Seorang entrepreneur melakukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi
peluang pasar.
b. Menemukan solusi-solusi untuk
mengisi peluang pasar tersebut.
c. Memperoleh sumberdaya yang diperlukan
(uang, orang, dan peralatan) untuk menjalankan bisnis.
d. Mengelola sumberdaya dari tahap
awal (start-up) ke fase bertahan (survival) dan fase pengembangan
(ekspansi).
e. Mengelola risiko-risiko yang
berhubungan dengan bisnisnya.
Kisah Sukses Google: Kisah
Sukses Kewirausahaan Berbasis Teknologi
Mesin pencari situs di
internet, yakni google, didirikan oleh Page dan Brian dari sebuah proyek
penelitian tingkat doctoral di Universitas Stanford pada pertengahan 90-an.
Tahun 1998, Page dan Brian berhasil meyakinkkan seorang investor untuk
menanamkan modal USD 100 USD di tengah ketidakpercayaan investor ventura akan
prospek internet. Tersedianya modal kepercayaan investor tersebut memungkinkan
keduanya untuk mempu menarik modal kawan-kawan dan keluarganya hingga meraih
modal USD 1 juta.
Bermodalkan kepercayaan
tersebut, keduanya kemudian mengembangkan Google menjadi mesin pencari utama.
Gaya manajemennya yang unik, yaitu main-main, santai tapi serius, mewarnai
kantor pusat Googleplex yang didesain meriah, dengan aneka cemilan pada tempat
strategis, sarana bilyar atau berenang, hingga beberapa karyawan yang hilir
mudik dengan skateboard. Konsep Page dan Brian
adalah karyawan yang ceria dan bahagia. Disamping itu, mereka juga membagi opsi
saham secara royal kepada karyawanya sehingga para karyawan seakan-akan bekerja
untuk dirinya sendiri.
Manajemen gaya dua anak
muda yang suka pesta dan makan enak tersebut ternyata membentuk Microsoft. Banyak karyawan Microsoft yang berduyun-duyun berpindah ke
Google sehingga seakan-akan Microsoft hanya menjadi biro tenaga kerja yang siap
pakai untuk disalurkan ke Google. Hingga tahun 2006, lulusan terbaik
universitas Mapan di As mematok Google sebagai pilihan teratas untuk meniti
karier (Sumber: David A Vise dan Mark Malseed, Kisah
sukses Google, 2006).
Dalam teknopreneur peniruan
semakin cepat terjadi, hal ini mengakibatkan siklus hidup produk semakin
pendek. Produk berteknologi tinggi seperti elektronik yang dulunya baru bisa
ditiru dalam 1 tahun, sekarang telah mampu ditiru hanya dalam 2 bulan bahkan
hanya dalam beberapa minggu.
Oleh karena itu,
kecepatan peluncuran inovasi produk menjadi kekuatan perusahaan yang menjadi
market leadership. Di bidang elektronik kita mengenal Sony sebagai pelopor
teknologi, sedangkan di bidang musik entertain kita mengenal Apple. Mengingat
akan hal tersebut, pengembangan produk akan mengarah kepada trendpenggunaan “concurrent
engineering” untuk
mempercepat peluncuran produk baru.
Pentingnya Inovasi dalam Teknopreneurship.
Salah satu hal yang
penting dalam teknopreneur ialah inovasi. Inovasi adalah pengenalan sesuatu
yang baru dan bermanfaat. Orang yang inovatif ditandai oleh kecendrungan untuk
memperkenalkan gagasan, metode, peralatan prosedur dan produk/jasa baru yang
lebih baik atau lebih bermanfaat.
Inovasi merupakan
kelanjutan dari penemuan yaitu kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep
baru untuk dengan manfaat dan kebutuhan yang baru. Dalam teknopreneur hasil
inovasi ini kemudian diwujudkan dan diimplementasikan menjadi suatu bisnis yang
sukses.
Inovasi adalah suatu
fungsi khusus dari teknopreneurship, yakni kegiatan yang membawa sumber daya
dengan kepasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Inovasi merupakan
pekerjaan terorganisasi, sistematis, rasional, bersifat konseptual dan
perseptual. Hal terpenting dari suatu inovasi adalah gagasan, penerapan dan
kegunaan. Dan yang terpenting adalah apakah seorang wirausahawan mampu untuk
menangkap sebuah inovasi teknologi menjadi sebuah usaha/bisnis. Era baru
kesuksesan bisnis saat ini adalah menjadi seorang teknopreneur.(AIJ)
Daftar Pustaka
Nasution,
Arman Hakim, Noer Bustanul Arifin, Suef Mokh. (2007). “Entrepreneurship
membangun spirit Teknopreneurship”, Andi Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar