Selasa, 06 Oktober 2015

TECHNOPRENEURSHIP

     Sebelum kita memahami apa itu technopreneurship ada baiknya kita memahami pengertian darikewirausahaan.Kita sering mendengar istilah seorang wirausaha yang sukses dalam bidangnya. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan wirausaha itu? Konsep kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki beberapa pengertian. Kata entrepreneur sebenarnya berasal dari kata Perancis, entreprendreyang berarti “undertake.” Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, kata tersebut berarti langkah awal memulai suatu bisnis. Dalam kamus The Merriam-webster dictionary “entrepreneur is one who organizes, manages, and assumes the risk of a business or enterprise”
    Wirausaha adalah orang yang menjalankan usaha atau perusahaan dengan kemungkinan untung atau rugi. Oleh karena itu wirausaha perlu memiliki kesiapan mental, baik untuk menghadapi keadaan merugi maupun untung besar. Sehingga seorang wirausaha harus mempunyai karakteristik khusus yang melekat pada diri seorang wirausaha seperti percaya diri, mempunyai banyak minat, bisa bersepakat, mempunyai ambisi, berjiwa penjelajah, suka mencoba sesuatu, dll
     Sudah menjadi suatu kewajiban bagi setiap mahasiswa untuk menuntut ilmu sebaik mungkin saat berada di bangku perkuliahan. Setelah menyelesaikan perkuliahan mahasiswa kerap langsung mencari pekerjaan impian yang mana sudah menjadi tradisi.  Namun tak jarang mahasiswa yang berusaha untuk membuka lapangan pekerjaan dengan ilmu yang didapat saat perkuliahan. Paradigma seperti inilah yang akhirnya menciptakan gagasan technopreneurship di dunia wirausaha.
Lalu apa itu Technopreneurship??
     Untuk mendefinisikan technopreneurship (technology entrepreneurship), hal yang harus perhatikan adalah penelitian dan komersialisasi.  Penelitian merupakan penemuan dan penambahan pada ilmu pengetahuan.  Komersialisasi dapat didefinisikan sebagai pemindahan hasil penelitian atau teknologi dari laboratorium ke pasar dengan cara yang menguntungkan.  Ada sejumlah jalan untuk mengkomersialisasi teknologi, yakni: lisensi, berpartner, atau menjualnya kepada pihak lain yang akan mengkomersialisasikannya.
Teknologi merupakan cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi efisiensi biaya dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Dasar-dasar penciptaan tekologi adalah: kebutuhan pasar, solusi atas permasalahan, aplikasi berbagai bidang keilmuan, perbaikan efektivitas dan efisiensi produksi, serta modernisasi.
     Di dunia ini banyak technopreneur yang berhasil melakukan komersialisasi teknologi sehingga menjadi produk yang diterima secara luas di pasar.  Contoh pengalaman empiris technopreneur sukses antara lain adalah Henry Ford yang menciptakan mobil Ford dan Soichiro Honda yang menciptakan  mobil dan sepeda motor merk Honda.   Mereka secara individu melakukan penelitian karena hobi dan keinginannya sendiri.  Tidak semua hasil penelitiannya langsung sukses secara komersial.  Bahkan menurut Soichiro Honda, 99% perjalanan kariernya adalah kegagalan, 1% membawanya menjadi sukses.Di  Indonesia, masyarakat sangat mengenal teh botol Sosro yang diciptakan oleh Soetjipto Sosrodjojo mencipatakan teh botol Sosro.       Produk ini merupakan contoh sukses inovasi yang luar biasa, karena memberikan nilai tambah,  diterima oleh masyarakat luas, dan menciptakan pasar baru yang belum ada pesaingnya.
      Ada sedikit perbedaan antara enterpreneur dengan technopreneur, meskipun esensinya adalah sama. Seseorang disebut ” Enterpreneur Sukses ” adalah apabila 2 secara ekonomi ia mampu memberikan nilai tambah ekonomis bagi komoditas yang dijualnya, sehingga mampu menciptakan kesejahteraan bagi dirinya. Dengan demikian, maka mereka yang digolongkan sebagai enterpreneur sukses adalah termasuk pensuplai produk bagi kebutuhan pasar pemerintah (suplier pemerintah), pensuplai kebutuhan pasar masyarakat (pedagang), ataupun pengusaha yang bergerak di sektor jasa yang sifat persaingan pasarnya dari cenderung monopolistik hingga persaingan bebas (komoditi). Pendidikan dan keahlian bagi mereka bukanlah hal yang utama dalam mengembangkan bisnisnya, tetapi unsur jaringan, lobi, dan pemilihan demografi pasar sasaran lebih menentukan kesuksesannya. Berbeda dengan enterpreneur diatas, maka ada enterpreneur yang mendasarkan ke ” enterpreneuran - nya ” berdasarkan keahlian yang berbasis pendidikan dan pelatihan yang didapatkannya di bangku perkuliahan ataupun percobaan pribadi. Mereka menggunakan teknologi sebagai unsur utama pengembangan produk suksesnya, bukan sekedar jaringan, lobi, dan pemilihan pasar secara demografis. Mereka ini disebut sebagai technopreneur, yaitu ” enterpreneur moderen ” yang berbasis teknologi. Inovasi dan kreativitas sangat mendominasi mereka untuk menghasilkan produk unggulan sebagai dasar dari pembangunan ekonomi bangsa berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economic). Webster Dictionary (2005) membedakan definisi enterpreneur dengan technopreneur dalam bidangnya yang lebih spesifik kearah teknologi tinggi. Bila enterpreneur didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan, memanajemen, dan mengambil resiko dari suatu bisnis atau suatu perusahaan, maka Webster Dictionary mendefinisikan Technopreneur sebagai seorang entrepreneur dimana bisnisnya melibatkan teknologi tinggi
Perbedaan Entrepreneur dan Teknopreneur
Usaha Kecil
Entrepreneur
Teknopreneur
Motivasi
-Sumber hidup
-Tingkat keamanan
-Bekerja sendiri
-Ide khusus
-Personaliti pemilik
-Motivasi mendominasi
-Ide dan konsep
-Eksploitasi kesempatan
-Akumulasi kekayaan
-Pola pikir revolusioner
-Kompetisi dan resiko
-sukses dengan teknologi baru
-Finansial, nama harum
Kepemilikan
-Pendiri/rekan bisnis
-saham pengendali
-Maksimalisasi keuntungan
-Penguasaan pasar
-Saham kecil dari kue besar
-Nilai perusahaan terus bertambah
Gaya Manajerial
-Trial dan error
-Lebih personal
-Orientasi local
-Menghindari resiko
-Arus kas stabil
-Mengikuti pengalaman
-Profesionalisme
-Resiko pada menejeman
-Pengalaman terbatas
-Fleksibel
-Target strategi global
-Inovasi produk berkelanjutan
Kepemimpinan
-Jalan hidup
-Hubungan baik
-Dengan contoh
-Kolaborasi
-Kemenangan kecil
-Otoritas tinggi
-Kekuatan lobi
-Imbalan untuk kontribusi
-manajemen baru
–Perjuangan kolektif
-Sukses masa depan visioner
-Membagi kemajuan bisnis
-Menghargai kontribusi dan pencapaian
R&D dan Inovasi
-Mempertahankan bisnis
-Pemilik bertanggung jawab
-Siklus waktu yang lama
-Akumulasi teknologi sangat kecil
-Bukan prioritas utama, kesulitas mendapatkan penelitian
-Mengandalkan franchise, lisensi
-Memimpin dalan riset dan inovasi, IT, biotek global
-Akses ke sumber teknologi
-Bakat sangat tinggi
-Kecepatan peluncuran produk ke pasar
Outsourcing dan Jaringan Kerja
-Sederhana
-Lobi bisnis langsung
-Penting tapi sulit mendapatkan tenaga ahli
-Kemampuan umum
-Tidak selalu tersedia pada tingkat global
-Pengembangan bersama tim outsourcing
-Banyak penawaran
-Science and technology park
PotensialPertumbuhan
-Siklus ekonomi
-Stabil
-Penetrasi nasional cepat, global lambat
-Pemimpin pasar dalam waktu singkat dengan proteksi, monopoli, ologopoli
-Pasar berubah dengan teknologi baru
-Akuisi teknologi baru
-Aliansi global untuk mempertahankan pertumbuhan
Target Pasar
-Lokal
–Kompetisi dengan produk di pasar
-Penekanan biaya
-Penguasaan pasar nasional
-Penetrasi pasar mamakan waktu lama
-Produk baru untuk pelanggan baru
-Pasar global sejak awal
-jaringan science andtech.park
-penekanan time to market, presale dan postsale.
-Mendidik konsumen teknologi baru
Sumber : Amir Sambodo,Makalah Seminar Pengembangan Teknopreneurship
Jakarta, 10 Agustus 2006
Technopreneurship sudah seharusnya didorong pengembangannya oleh pemerintah. Hanya dengan bertambahnya jumlah mereka inilah, maka bangsa Indonesia akan mampu menjadi bangsa yang ”berdaya saing” pada tataran persaingan global. Technopreneur tidak sekedar ” menjual ” barang komoditas ataupun barang industri yang persaingan pasarnya relatif sangat ketat. Mereka menjual produk inovatif yang mampu menjadi substitusi maupun komplemen dalam kemajuan peradaban manusia.
Dan lalu apa yang di maksud Entrepreneur ?
Mengutip dari wikipedia, pengertian entrepreneur adalah (bahasa Indonesia : wirausahawan):
orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Secara sederhana, pengertian entrepreneur atau disebut juga wirausahawan adalah seperti itu, untuk pengembangannya berikut macam-macam pengertian entrepreneur yang dikemukakan oleh para ahlinya:
1.        Menurut Thomas W Zimmerer pengertian entrepreneur adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan  peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
2.       Peter F Drucker mendefinisikan pengertian entrepreneur adalah Kkemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda, bahasa kerennya ability to create the new and different.
3.       Menurut Kasmir pengertian entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
4.      Sedangkan menurut Zimmerer pengertian entrepreneur adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
5.       Terakhir, menurut Soeparman Spemahamidjaja pengertian entrepreneur adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.
     Perlu dicatat bahwa teknologi merupakan bagian dari solusi yang diperlukan untuk memenuhi peluang.  Jadi teknologi hanya salah satu dari lima aspek entrepreneurship yang diperlukan.  Tugas-tugas lain yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur juga sangat penting.  Bahkan, seringkali seorang ilmuan atau pakar teknologi tidak memahami aspek-aspek lain tersebut.  Jadi teknologi bukan lah segalanya dalam technopreneurship.Seorang entrepreneur melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.    Mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang pasar.
b.    Menemukan solusi-solusi untuk mengisi peluang pasar tersebut.
c.    Memperoleh sumberdaya yang diperlukan (uang, orang, dan peralatan) untuk menjalankan bisnis.
d.    Mengelola sumberdaya dari tahap awal (start-up) ke fase bertahan (survival) dan fase pengembangan (ekspansi).
e.    Mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan bisnisnya.

Kisah Sukses Google: Kisah Sukses Kewirausahaan Berbasis Teknologi
Mesin pencari situs di internet, yakni google, didirikan oleh Page dan Brian dari sebuah proyek penelitian tingkat doctoral di Universitas Stanford pada pertengahan 90-an. Tahun 1998, Page dan Brian berhasil meyakinkkan seorang investor untuk menanamkan modal USD 100 USD di tengah ketidakpercayaan investor ventura akan prospek internet. Tersedianya modal kepercayaan investor tersebut memungkinkan keduanya untuk mempu menarik modal kawan-kawan dan keluarganya hingga meraih modal USD 1 juta.
Bermodalkan kepercayaan tersebut, keduanya kemudian mengembangkan Google menjadi mesin pencari utama. Gaya manajemennya yang unik, yaitu main-main, santai tapi serius, mewarnai kantor pusat Googleplex yang didesain meriah, dengan aneka cemilan pada tempat strategis, sarana bilyar atau berenang, hingga beberapa karyawan yang hilir mudik dengan skateboard. Konsep Page dan Brian adalah karyawan yang ceria dan bahagia. Disamping itu, mereka juga membagi opsi saham secara royal kepada karyawanya sehingga para karyawan seakan-akan bekerja untuk dirinya sendiri.
Manajemen gaya dua anak muda yang suka pesta dan makan enak tersebut ternyata membentuk Microsoft. Banyak karyawan Microsoft yang berduyun-duyun berpindah ke Google sehingga seakan-akan Microsoft hanya menjadi biro tenaga kerja yang siap pakai untuk disalurkan ke Google. Hingga tahun 2006, lulusan terbaik universitas Mapan di As mematok Google sebagai pilihan teratas untuk meniti karier (Sumber: David A Vise dan Mark Malseed, Kisah sukses Google, 2006).
Dalam teknopreneur peniruan semakin cepat terjadi, hal ini mengakibatkan siklus hidup produk semakin pendek. Produk berteknologi tinggi seperti elektronik yang dulunya baru bisa ditiru dalam 1 tahun, sekarang telah mampu ditiru hanya dalam 2 bulan bahkan hanya dalam beberapa minggu.
Oleh karena itu, kecepatan peluncuran inovasi produk menjadi kekuatan perusahaan yang menjadi market leadership. Di bidang elektronik kita mengenal Sony sebagai pelopor teknologi, sedangkan di bidang musik entertain kita mengenal Apple. Mengingat akan hal tersebut, pengembangan produk akan mengarah kepada trendpenggunaan “concurrent engineering” untuk mempercepat peluncuran produk baru.
Pentingnya Inovasi dalam Teknopreneurship.
Salah satu hal yang penting dalam teknopreneur ialah inovasi. Inovasi adalah pengenalan sesuatu yang baru dan bermanfaat. Orang yang inovatif ditandai oleh kecendrungan untuk memperkenalkan gagasan, metode, peralatan prosedur dan produk/jasa baru yang lebih baik atau lebih bermanfaat.
Inovasi merupakan kelanjutan dari penemuan yaitu kegiatan kreatif untuk menciptakan suatu konsep baru untuk dengan manfaat dan kebutuhan yang baru. Dalam teknopreneur hasil inovasi ini kemudian diwujudkan dan diimplementasikan menjadi suatu bisnis yang sukses.
Inovasi adalah suatu fungsi khusus dari teknopreneurship, yakni kegiatan yang membawa sumber daya dengan kepasitas baru untuk menciptakan kesejahteraan. Inovasi merupakan pekerjaan terorganisasi, sistematis, rasional, bersifat konseptual dan perseptual. Hal terpenting dari suatu inovasi adalah gagasan, penerapan dan kegunaan. Dan yang terpenting adalah apakah seorang wirausahawan mampu untuk menangkap sebuah inovasi teknologi menjadi sebuah usaha/bisnis. Era baru kesuksesan bisnis saat ini adalah menjadi seorang teknopreneur.(AIJ)
Daftar Pustaka
Nasution, Arman Hakim, Noer Bustanul Arifin, Suef Mokh. (2007). “Entrepreneurship membangun spirit Teknopreneurship”, Andi Yogyakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar